Oleh: Askurifai
MEDIA massa, dalam berbagai bentuknya seperti televisi, radio, koran, dan media sosial, memiliki peran sentral dalam membentuk cara pandang masyarakat terhadap berbagai hal. Perkembangan teknologi meningkatkan aksesibilitas media sehingga dampaknya terhadap opini dan persepsi masyarakat semakin signifikan. Berikut akan dibahas beberapa aspek krusial terkait dengan peran media dalam membentuk opini dan persepsi.
Media Sebagai Sumber Informasi Utama:
Media massa sering kali menjadi sumber utama informasi bagi masyarakat. Berbagai berita, laporan, dan analisis disajikan melalui media, memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman masyarakat tentang isu-isu kritis. Dengan demikian, media memiliki kekuatan untuk merancang agenda publik dan memilih fokus berita, yang pada gilirannya membentuk pemikiran dan pandangan masyarakat.
Framing dan Agenda Setting:
Media massa tidak hanya menyajikan informasi tetapi juga secara aktif membingkai cara pandang masyarakat terhadap suatu isu. Melalui proses framing, media membentuk narasi tertentu yang dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap suatu topik. Agenda setting, di sisi lain, menentukan urgensi relatif berbagai isu. Kedua konsep ini menciptakan kerangka interpretatif yang memengaruhi opini dan sikap masyarakat.
Pengaruh Media Sosial:
Dengan perkembangan teknologi, media sosial menjadi kekuatan besar dalam membentuk opini dan persepsi. Platform-platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memberikan wadah bagi masyarakat untuk berbagi pendapat dan informasi. Namun, pengaruh media sosial juga dapat menjadi sumber disinformasi dan polarisasi, memengaruhi cara dalam menghadapi kompleksitas informasi yang disajikan oleh media massa, pemahaman masyarakat terhadap pentingnya konteks dalam membentuk opini dan persepsi sangat diperlukan. Dengan menyadari peran media sebagai pemberi informasi, pembentuk naratif, dan pembuat agenda, masyarakat dapat mengembangkan literasi media yang kritis. Kesadaran ini penting untuk menjaga keberagaman pandangan dan meningkatkan partisipasi aktif dalam kehidupan demokratis.
Analisis Framing Robert W Entman
Pemkab Muba Prioritaskan Pembangunan Berbasis Agama
Rabu, 13 November 2019 | 17.26 128
PLAKAT TINGGI, BS – Wakil Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi menghadiri acara Pengajian Akbar dalam rangka Memperingati Maulid Nabi SAW tahun 1441 H/2019, Pelantikan NWC Nahdatul Ulama, dan Peresmian Pondok Pesantren Al-Amin Desa Sidorahayu Kecamatan Plakat Tinggi, di Halaman Ponpes Al-Amin, Rabu (13/12/2019).
Dalam sambutannya Beni mengatakan bahwa Pemerintahan Kabupaten Muba sangat fokus memperhatikan pembangunan berbasis agama sebagai prioritas utama disamping pembangunan infrastruktur.
“Kegiatan keagamaan akan terus kami dukung diantaranya Peringatan Maulid Nabi ini,” ujarnya.
Beni menuturkan pada pertengahan Oktober 2019 lalu telah disahkannya secara resmi Undang-undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pondok Pesantren, yang memberikan kepastian kepada pesantren selaku lembaga pendidikan Agama Islam.
“Saat ini ada 56 Pondok Pesantren dalam Kabupaten Muba, dan Alhamdulillah kita telah menggelontorkan dana sebesar 5 Miliar dalam mendorong penyelenggaraan pendidikan Agama Islam oleh Pesantren,” tutur Beni.
Terkait pelantikan NWC NU Kecamatan Plakat Tinggi, Wabup mengucapkan selamat kepada pengurus NU Plakat Tinggi yang dilantik. Ia berharap NU akan berperan terus dalam membangun Muba serta Bangsa dan Negara Indonesia.
“Dalam konteks ini kami mengucapkan terimakasih juga, Alhamdulillah selama ini kerukunan umat beragama di Bumi Serasan Sekate terjaga, dan dirawat oleh Nahdatul Ulama,” pungkas Wabup Muba.
Camat Plakat Tinggi Alfan Husin SKM melaporkan pembangunan Pondok Pesantren Al-Amin merupakan dari swadaya masyarakat, serta kerjasama Yayasan dan Pondok Pesantren.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak ibu yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini,” ucapnya.
Alfan juga melaporkan bahwa pembangunan di Kecamatan Plakat Tinggi sudah berjalan dan hanya tinggal beberapa kegiatan yang belum terlaksana.
“Pada kesempatan ini juga kami memohon bantuan Pemkab Muba agar jalan masuk ke Pondok Pesantren Al-Amin diperbaiki,” tandasnya.
Turut hadir Ketua Komisi II dan Ketua Fraksi PDIP DPRD Muba M Yamin, Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan Mursalin, Kepala Badan Kesbangpol Muba H M Soleh Naim, Kapolsek Plakat Tinggi Iptu Teguh Hidayat SH, Koramil Plakat Tinggi, KH Imam Ghazali dari Pondok Pesantren Jember Jawa Timur, Kyai Abdul Wahid dari Ponpes Pekan Baru, Ketua Pengurus Cabang NU Muba H M Jazuli, dan Ketua NWC Plakat Tinggi H Bambang Karyanto.(ril)
…………………
Berita berjudul “Pemkab Muba Prioritaskan Pembangunan Berbasis Agama” (http://beritasumatera.co.id/2019/11/13/pemkab-muba-prioritaskan-pembangunan-berbasis
agama/) akansaya analisis melalui pendekatan analisis framing Robert W Entman. Untuk itu saya akan membahasnya melalui empat tahap, yakni Define problems atau mendefinisikan masalah-masalah, umumnya diukur dalam bentuk nilai-nilai budaya. Diagnose causes atau mendiagnosa penyebab yaitu mengidentifikasi kuatnya menciptakan masalah. Make moral judgements atau membuat penilaian moral yaitu mengevaluasi agen-agen kausal dan efek yang ditimbulkan. Treatment Recommendation atau saran, yaitu menawarkan dan menilai perlakuan bagi berbagai masalah dan memprediksi efek-efek yang sama.
PEMBAHASAN
Melalui empat tahap yang disampaikan melalui analisis framing Robert W Entman saya akan mencoba menjelaskan satu per satu.
Tahap Define Problem (Peristiwa dilihat sebagai apa)
(Dalam sambutannya Beni mengatakan bahwa Pemerintahan Kabupaten Muba sangat fokus memperhatikan pembangunan berbasis agama sebagai prioritas utama di samping pembangunan infrastruktur.
“Kegiatan keagamaan akan terus kami dukung diantaranya Peringatan Maulid Nabi ini,” ujarnya.)
Tahap Define Problem. Pada tahap ini pemberitaan yang dikutip cukup tegas dalam menangani masalah Kabupaten Musi Banyuasin menggunakan teks-teks media. Kita bisa mengaitkan pemberitaan tersebut dengan teks-teks Islam. Berita tentang peresmian beberapa pesantren dan juga pelantikan pengurus cabang ormas NU merupakan berita pembangunan berbasis keagamaan yang pada ujungnya berimbas pada pembangunan berkelanjutan.
Mengenai konsep pembangunan berkelanjutan, di dalam Al quran dan Al Hadist banyak diungkap.
Dalam Islam, alam dan lingkungan dianggap sebagai tanda kebesaran Allah dan amanat yang harus dijaga manusia. Konsep ini tercermin dalam banyak ayat Al-Qur’an yang menunjukkan ciptaan alam dan keajaibannya, serta tanggung jawab manusia sebagai khalifah (pengurus) di bumi untuk menjaga dan melestarikannya untuk kemaslahatan umat manusia.
“Dan tidak ada suatu binatang melata di bumi melainkan Allahlah yang memberi rezekinya, dan Allah mengetahui tempat berdiamnya dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Qur’an, Surah Hud, 11: 6)
Melalui analisis framing Robert W Entman pada tahap Define Problems cukup jelas framing yang dilakukan mampu membangun citra positif Islam melalui teks-teks Islam berupa hadist dan Al quran. Bahwa alam dan seisinya Allah yang telah menciptakan. Maksudnya modal dasar makhluk yang menghuni dunia sebetulnya sudah ada sehingga modal dasar yang sudah ada itulah yang harus diolah, dikembangkan, dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia.
Tahap Diagnose Causes (Siapa penyebab masalah)
(Terkait pelantikan NWC NU Kecamatan Plakat Tinggi, Wabup mengucapkan selamat kepada pengurus NU Plakat Tinggi yang dilantik. Ia berharap NU akan berperan terus dalam membangun Muba serta Bangsa dan Negara Indonesia.
“Dalam konteks ini kami mengucapkan terimakasih juga, Alhamdulillah selama ini kerukunan umat beragama di Bumi Serasan Sekate terjaga, dan dirawat oleh Nahdatul Ulama,” pungkas Wabup Muba.)
Pada tahap kedua ini teks berita mendiagnosa penyebab masalah, yaitu mengidentifikasi kuatnya menciptakan masalah. Islam menekankan pentingnya keseimbangan dalam segala aspek kehidupan. Termasuk dalam hal pemanfaatan sumber daya alam dan ekonomi. Pemanfaatan sumber daya tersebut harus dilakukan dengan proporsional dan tidak berlebihan, sehingga tidak merusak keseimbangan alam.
Dalam Al quran disebutkan, “Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Qur’an, Surah Al-A’raf, 7: 31).
Dari ayat tersebut tersirat bahwa modal dasar yang sudah Allah berikan kepada makhluknya hendaknya dimanfaatkan secara seimbangm tidak berlebihan. Saat kesetimbangan berubah maka bencana bisa saja terjadi. Contohnya saat banyak hutan digunduli saat itulah bencara banjir dan lonsor mulai bermunculan.
Pembangunan di berbagai kawasan intinya harus berimbang karena tanpa equilibrium dalam pembangunan dampak negatifnya justru akan menyusul.
Tahap Make Moral Judgements (Penilaian atas penyebab masalah)
(Camat Plakat Tinggi Alfan Husin SKM melaporkan pembangunan Pondok Pesantren Al-Amin merupakan dari swadaya masyarakat, serta kerjasama Yayasan dan Pondok Pesantren.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak ibu yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini,” ucapnya.)
Tahap membuat penilaian moral yaitu mengevaluasi agen-agen kausal dan efek yang ditimbulkan. Konsep keadilan sosial dalam Islam mendorong distribusi kekayaan dan sumber daya secara adil. Hal ini mencakup aspek ekonomi, sosial, dan politik. Pengurangan kesenjangan sosial dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tujuan penting dalam pembangunan berkelanjutan.
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qur’an, Surah Al-Maidah, 5: 8)
Berbagai bencana yang datang silih berganti merupakan dampak dari ketidakadilan dalam pengelolaan modal dasar dari Allah tadi. Pembangunan yang dilakukan secara tebangpilih menyebabakan ketidakadikan. Ketidakadilan yang muncul akan melahirkan ketimpangan yang akhirnya mengakibatkan kesenjangan social di masyarakat.
Tahap Treatment Recommendation (Saran penanggulangan masalah)
(Terkait pelantikan NWC NU Kecamatan Plakat Tinggi, Wabup mengucapkan selamat kepada pengurus NU Plakat Tinggi yang dilantik. Ia berharap NU akan berperan terus dalam membangun Muba serta Bangsa dan Negara Indonesia.)
Tahap ini merupakan saran, yaitu menawarkan dan menilai perlakuan bagi berbagai masalah dan memprediksi efek-efek yang sama.
Rasulullah SAW bersabda: “Jika kiamat tiba dan salah seorang di antara kamu memegang pucuk kurma dalam tangannya maka jika dia bisa menanamkannya sebelum terjadi kiamat, hendaklah dia menanamkannya.” (HR. Ahmad)
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa menanam pohon atau menanam benih, lalu ada makhluk hidup yang memakannya, maka bagi orang yang menanam itu akan dianggap sebagai sedekah.” (HR. Bukhari)
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada seorang muslim pun yang menanam atau menanamkan sesuatu, lalu makhluk hidup atau burung yang makan dari itu, melainkan itu akan dihitung sebagai sedekah baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW melarang membakar semak-semak atau pepohonan.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah SAW melarang pemborosan dalam makanan dan minuman, meskipun berada di tepi sungai yang mengalir.
Islam mengajarkan tanggung jawab manusia terhadap generasi mendatang. Prinsip ini sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang menekankan keberlanjutan dan kesejahteraan bagi generasi yang akan datang.
Meskipun konsep pembangunan berkelanjutan tidak secara langsung disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadis, prinsip-prinsip yang dianut oleh Islam mencerminkan nilai-nilai yang mendukung pembangunan yang seimbang, berkelanjutan, dan adil.
Para ulama dan cendekiawan Muslim juga telah merumuskan pandangan tentang bagaimana prinsip-prinsip ini dapat diaplikasikan dalam konteks pembangunan modern.
Meskipun tidak secara khusus menyebutkan pembangunan berkelanjutan, hadis-hadis ini menegaskan pentingnya menjaga dan mengelola sumber daya alam dengan bijak. Prinsip-prinsip ini sejalan dengan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan yang menekankan tanggung jawab kita terhadap lingkungan, generasi mendatang, dan keadilan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
- Sumber berita: http://beritasumatera.co.id/2019/11/13/pemkab-muba-prioritaskan-pembangunan-berbasis-agama/
- Sumber kutipan: https://kumparan.com/rizal-bahara/pembangunan-berkelanjutan-dalam-al-quran-dan-hadis-1zVeYvYl75F/full
- Entman, R. M. (1993). Framing: Toward clarification of a fractured paradigm
- Al quran terjemahan Kementerian Agama RI
- Kitab Hadist Bukhori Muslim
Would you like to share your thoughts?
Your email address will not be published. Required fields are marked *